cr: pinterest.com
Assalamu’alaikum, annyeong haseyoo
gaiiseu~ Gimana quarantine-nya yang, hampir tiga bulan ya? Libur sekolah secara
mendadak, harus Stay At Home tapi tetap tidak lepas dari tugas-tugas sekolah.
Kalo aku sih, setiap hari gak ada bedanya. Tidur, makan, bergerak sedikit,
tidur, dan seterusnya. Ruang gerak juga cuma dari depan sampai belakang rumah,
lalu balik lagi yang enggak begitu berarti karena rumahnya juga enggak besar.
Kegiatan di rumah cuma membaca, kadang menulis, dan tetap aja rebahan as always.
Dan karena keseharian yang tidak jauh berbeda itu, aku sampai lupa tanggal dan
hari, haha.
Setelah membuat resensi beberapa
hari yang lalu—yang juga merupakan comeback-ku ke blog setelah lumayan banyak
jeda waktu, itupun karena deadline lomba—aku ‘melirik’ post-post sebelumnya.
Ketika meihat postingan tentang penulis kesukaanku, jadilah aku berpikir untuk
membuat part keduanya.
Kalau kalian pernah membaca
tentang penulis kesukaanku, atau sudah pernah melihat laman About, mungkin kalian
akan tahu penulis kesukaanku untuk sekarang ini. Tentu saja, yang pertamanya
adalah Rintik Sedu. Lalu, yang keduanya?
Tere Liye. Yap, penulis dengan
banyak buku best seller pada setiap rak di toko buku. Sebenarnya, Tere Liye
tidak berada di urutan kedua, dan Rintik Sedu tidak berada di urutan pertama.
Aku suka keduanya, dan sulit untuk memilih siapa yang lebih unggul. Lagipula,
tak semua hal mesti dibandingkan, kan. Setiap buku pasti punya kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
Buku Tere Liye pertama kali yang
kubaca, kalau tidak salah adalah Matahari, buku ke-3 dari serial Bumi yang
kupinjam dari teman. Padahal waktu itu aku belum membaca dua buku sebelumnya.
Tapi, saat membacanya aku tidak kebingungan dengan ceritanya dan langsung
tertarik membaca cerita selanjutnya. Dan sampai saat ini, aku masih mengikuti
serial Bumi, yang sekarang sudah terbit sampai buku ke-9 nya, berjudul Nebula.
Oh iya, jika kalian tertarik membaca resensinya, kalian bisa mengklik ini.
Tidak banyak buku Tere Liye yang
sudah kubaca, mungkin kalau dihitung dari seluruh buku, aku hanya membaca sekitar 5 buku dari banyak sekali buku yang sudah ditulisya. Diantaranya serial Bumi, Si Anak
Badai, Si Anak Cahaya, Pergi, dan Rindu. Mungkin buku-buku itu sudah dihitung banyak,
tapi karya Tere Liye yang lain masih banyak yang belum kubaca. Itu karena ketika
membeli buku, aku punya terlalu banyak list sedangkan yang bisa kubeli hanya
satu-dua buku. Belum lagi kalau sudah melihat buku diluar list yang menarik,
aduh, lama sekali waktu untuk memutuskan akan membeli yang mana.
Aku menyukai buku-buku Tere Liye
karena novelnya tetap ringan, menjurus kearah sastra, namun tetap tidak lepas
dari nilai-nilai moral. Dalam Serial Anak Nusantara, Tere Liye mengangkat kisah
dari kejadian-kejadian nyata di sekitar, cerita bergenre Anak-Anak dan keluarga
tentang kisah anak-anak kampung yang tetap mengangkat nilai budaya.
"Tapi kali ini aku mendongak, menatap jutaan tetes air hujan dengan riang. “Inilah kami, “Si Anak Badai.” Tekad kami sebesar badai. Kami pantang menyerah." - Si Anak Badai, hal. 312
Dalam serial
Bumi yang bergenre fantasi, bukunya banyak membahas tentang teknologi, cerita
tentang dunia parallel yang menakjubkan, petualangan anak remaja yang tidak
habis serunya, namun tetap tak lupa dengan petuah-petuah lama. Bercerita tentang tiga remaja yang berasal dari tiga klan yang berbeda dan memiliki kekuatan, berpetualang bersama dari satu klan ke klan lain. Serial ini termasuk kedalam novel-novel favoritku, loh XD
"Ada banyak sekali kekuatan di dunia pararel. Tapi ketahuilah, salah satu yang paling hebat adalah perbuatan baik." - Komet, hal. 87
Buku Pergi pun hampir
sama halnya dengan serial Bumi. Pergi adalah buku kedua, sedangkan buku pertamanya berjudul Pulang. tapi mengangkat kisah tentang shadow economy,
kali ini bergenre action. Bercerita tentang Agam, seorang anak Tauke Besar yang berusaha mengalahkan Master Dragon, pemimpin tertinggi 8 keluarga penguasa shadow economy. Apa itu shadow economy? Nah, menurut dictio.id, shadow economy adalah kegiatan produksi dan/atau perdagangan barang ataupun jasa, bagus legal ataupun ilegal, yang nilainya
tidak tercermin dalam penghitungan produk domestik bruto (PDB). Kegiatan tersebut dilakukan
dengan unsur kesengajaan dan mempunyai motif tertentu. Keren kan? Selain menghibur dan menambah produktivitas, pengetahuan kita juga ikut bertambah.
“Jangan pernah berputus harapan. Kamu akan selalu menemukan harapan baru. Jalan baru yang lebih baik. Saat itu tiba, kamu akan tahu harus pergi ke mana.” - Pergi, hal. 389
Oke, sekarang adalah novel Hujan, novel yang menurutku tak kalah keren dari novel-novel sebelumnya. Bergenre science-fiction bercampur romance, bercerita tentang kehidupan bumi tahun 2042-2050. Ketika bumi semakin maju dengan teknologi-teknologinya, dan mengalami overpopulasi. Tetapi, semaju apapun teknologi, bencana tak dapat dihindari. Terjadi letusan gunung berapi berskala 8 VEI, menyisakan sepuluh persen penduduk bumi. Siapa sangka kejadian itu malah mempertemukan kedua remaja yang sama-sama kehilangan keluarga yang dicintainya. Menarik banget kaan?
"Bukan seberapa lama umat manusia bisa bertahan hidup sebagai ukuran kebahagiaan, tapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat-erat semua hal menyakitkan yang mereka alami." - Hujan, hal. 317
Seru-seru kan? Pilihan genrenya juga banyak. Ada banyak lagi buku Tere Liye dengan genre yang berbeda-beda. Hal ini juga yang membuat Tere Liye sebagai penulis favoritku, karena memiliki berbagai genre yang tidak kalah seru dengan buku-buku lain.
Nah, dari semua buku itu, mana yang menurut kamu paling keren dan menarik? Kalo menurut aku, sih, semuanya, hehehe. Beneran loh, susah untuk memilih mana novel yang paling seru >< Sejujurnya, novel Hujan berhasil membuatku nangis sesenggukan pas puncak konflik dibanding novel lainnya, Serial Bumi membuatku tertawa dengan tingkah para tokoh sekaligus gregetan juga sih, Serial Anak Nusantara membuatku memetik banyak pelajaran, dan novel Pergi membuatku takjub dengan pikiran, "ternyata ada juga, ya, hal seperti shadow economy di dunia ini," ahahaha. Dunia ternyata tidak se-hitam-putih seperti yang terlihat.
Intinya sih, semua novelnya menarik dan punya kelebihan masing-masing. Kamu mau membaca yang mana dulu, nih? Mau membaca yang manapun juga, tetap membaca lewat cara legal untuk menghargai para penulis yaa. Kita bisa melakukannya dengan cara tidak membeli buku bajakan, oke?
Baik, sekian dulu yaa. Bye-bye, assalamu'alaikum!