Magang di Humaira Klappertart
Kemarin,
tanggal 28 Desember 2017, aku ikut magang (lagi) di Humaira Klappertart milik
Umi Oya. Sebenarnya sih ya, aku enggak tahu apa-apa tentang klappertart. Dan
ternyata, klappertart itu sejenis kue khas Manado dengan bahan dasar kelapa, tepung terigu, susu, mentega dan telur. Mau ikut aku buat klappertart? Ayo, ikut!
Umi
Oya, senang membuat kue. Ia membuka bisnis kue online yang kuenya itu asli
homemade. Kue yang Umi buatjuga banyak jenisnya, mulai dari brownies,
klappertart, sus, fruit pie, dan banyak lagi. Dan, kuenya buatannya rasanya
enak-enak, lho.
Eh, kok malah ngomongin Umi, ya?
Hehe, maaf. Lanjut, yuuk!
Hari Kamis itu, aku datang ke rumah
Umi. Aku mengira, saat itu aku sudah terlambat, tapi ternyata, baru satu orang
yang datang, Bang Afif. Wah, sempat heran juga, karena saat aku datang itu
waktunya bisa dibilang terlambat, malah sangat terlambat. Mungkin hambatan
mereka datang adalah cuaca, karena saat itu langit tampak mendung.
Saat aku datang, mereka (umi Oya dan
Bang Afif) sedang membuat adonan klappertart. Rencananya, hari itu kami akan
membuat klappertart, fruit pie dan kue sus. Aku menatap adonan yang sedang diaduk di atas kompor. Aku juga
melihat, suami Umi menaruh kelapa muda di adonan kue.
Lalu, Umi Oya mengambil cup kecil untuk klappertart (apaan, sih, namanya? Lupa) dan
menantangku serta Bang Afif untuk menakar adonan di dalam cup. Kata Umi, berat
adonan harus 100 gram, agar adonan di setiap cup terbagi rata tanpa ada kekurangan
dan kelebihan adonan.
Umi juga berkata, di setiap adonan
yang dimasukkan ke cup harus ada kelapanya, agar terbagi rata. Setelah sibuk
menakar adonan, umi memasukkan klappertart ke oven.
Lalu, datanglah Bang Yusuf. Aku yang
tadinya berharap akan punya satu teman perempuan mulai tersenyum kecut. Hm,
jadi perempuan sendiri, deh.
Kami mulai membuat kulit pie. Kalo
adonan pienya … hmm, aku lupa. Entah sudah dibuat entah ada persediannya, aku
kurang ingat. Bagi aku yang jarang membuat kue, apalagi kue-kue yang jenisnya
seperti pie ini, jelas langsung kebingungan. Saat Umi mempraktekkan cara
menaruh kulit pie dalam cup, aku menganggapnya mudah, kecil. Namun, saat aku
mencoba terjun langsung, hmm, jangan harap. Aku justru kebingungan dengan cara
menaruh kulit pie itu. Kulitnya enggak boleh terlalu tipis atau terlalu tebal.
Maksudnya?!
Percobaan
pertama, aku masih kebingungan dengan cara mengatur kulit pie itu. Percobaan
kedua, karena terobsesi ingin kulit pienya bagus, aku terlalu lama berkutat
dengan adonan sehingga adonannya mulai keluar minyaknya. Duh, terlalu lama
dibuat, malah berminyak. Terlalu cepat, malah berantakan. Ck, ck. Percobaan
ketiga pun masih tak jauh beda dari percobaan pertama dan kedua, kurang
memuaskan.
Sedangkan kulit pie yang dibuat Bang
Afif, dinilai sudah cukup bagus oleh Umi. Mungkin karena Bang Afif sering
membantu mamanya membuat kue.
Selesai menaruh kulit pie, Umi
menaruh adonan ke dalam oven. Kami mulai membuat kue sus. Karena adonannya
sudah tersedia, kami tinggal membentuknya saja diatas loyang. Fine, dari kalimat sebelumnya memang
terlihat mudah, tapi tidak bagiku yang masih ‘kurang’ dalam hal membuat kue.
Umi
mempraktekkan cara membentuk adonan sus diatas loyang. Lalu memberi kami
kesempatan untuk ikut membentuk adonan. Beruntung, aku sedikit terbantu
membentuknya karena pernah mengikuti kursus dekorasi cupcake, yang juga
menggunakan hiasan yang hampir sama seperti bentuk sus ini. Bang Afif pun
dipuji lagi karena kepintarannya. Sedang Bang Yusuf, ia juga masih gugup
membentuk adonan sus.
Selesai membentuk adonan sus sampai
tiga loyang, Umi memasukkan adonan tersebut pada oven. Lalu, kami membuat krim
untuk ditaruh di kue sus.
Selesai membuat krim, Umi
mengeluarkan semua kue yang sudah jadi dari dalam oven. Umi menaruh adonan pie
diatas kulit pie yang sudah jadi, lalu menata potongan buah kiwi, buah jeruk
dan buah stroberi diatas pie. Lalu memberi kesempatan pada kami untuk mencoba
menghias pie. Dan akhirnya, fruit pie-nya sudah jadi!
Setelah itu, Umi memasukkan krim ke
dalam kue sus. Hmm, yummy! Klappertart-nya pun sudah jadi. Enak bangeet.
Kami sama-sama mengambil kue dan
melahapnya. Rasanya enak! Wah, jangan-jangan, setelah ini aku jadi pengin
memesan kue Umi Oya terus, nih.
Oh
iya, bagi kalian yang mau memesan kue umi, bisa mengklik disini.
Dua hari setelah magang, aku jadi
terbayang-bayang rasa kue sus buatan Umi Oya, lalu aku berkata pada mamaku, “Ma,
aku jadi pengin kue sus buatan umi kemarin.” Mamaku tertawa.
Duh, sepertinya aku harus memesan
kue sus umi, nih. :D
0 Comments